Deretan nama pemimpin perempuan terbukti sukses berkonstribusi mengelola negara. Di Maroko, muncul sosok Zainab binti Ishaq an-Nafzawiyya.
Zainab terkenal akan kecantikan, kecerdasan, dan gelar bangsawannya. Rawd al-Qirtas mengklaim bahwa di bawah pengarahan Zainab, suaminya yang bernama Yusuf bin Tashfin itu berhasil menguasai dan memimpin Maroko.
Zainab juga yang memimpin negosiasi. Kemampuannya memediasi itulah yang membuatnya digelari “The Magician” (penyihir). Di dalam Kitab al-Istibshar ditulis, “Di zamannya, tak ada yang lebih cantik atau cerdas atau lucu daripada dia.”
Sebelum menikah dengan Yusuf bin Tashfin, Zainab merupakan istri dari penguasa Maroko, Abu Bakar. Pernikahan antara Zainab dan Abu Bakar itu berlangsung pada Dzulqaidah 460 H/ September 1068.
Pernikahan ini menggambarkan kesuksesan tekad Zainab untuk menikah hanya dengan tokoh yang berhasil menaklukkan semua wilayah Maroko. Padahal, Suku Bayan menyebutkan bahwa ada banyak pemimpin dan amir yang melamarnya, tapi ia menolak.
Pada 1068 Abu Bakar bersiap-siap untuk berjihad di selatan. Zainab dan Abu Bakar akhirnya sepakat bercerai. Meskipun begitu, Zainab setuju saat Abu Bakar bin Umar meminta diri mantan istrinya tersebut kelak menikahi sepupunya, Yusuf bin Tashfin.
Pangeran Murabits pendiri Dinasti Tashufinid dan Kerajaan Almoravid di Spanyol, Afrika Utara, dan Kota Marakesh. “Nikahilah ia. Ia adalah wanita yang cerdas,” tutur Abu Bakar. Kisah ini seperti penuturan teks abad ke-14 yang tertulis di al-Bayan al-Maghrib.
Duet
Duet kedua pasangan serasi, Zainab dan Yusuf, itu menghasilkan banyak capaian prestasi. Zainab menjadi Ratu Berber Maroko. Ia membagi kekuasaan dengan sang suami hingga dalam kurun waktu 1071-1106 Masehi. Pengaruh kerajaan mereka menyebar dari Spanyol hingga Afrika Utara.
Yusuf memimpin Marakesh hingga 1073 secara mandiri, hingga dia menerima gelar Amir al-Muslimin. Walaupun semua orang tahu bahwa Zainab membagi kekuasaannya dengan suaminya, dia tak punya hak untuk menyampaikan khutbah. Kekuasaan Zainab bukan satu-satunya indikasi adat liberal dinasti Yusuf.
Beberapa sumber saat itu menyebut bahwa Zainab lah sesungguhnya yang memimpin kerajaan suaminya. Meskipun pengaruhnya terkenal di seluruh kerajaan, dia tak punya hak untuk menyampaikan khutbah, padahal itu adalah hak semua pemimpin.
Karena kekayaan, koneksi, dan nasihat yang dibawanya ke dalam pernikahan, ia mampu membesarkan kerajaan Berber bersama suaminya. Pada 1086 Yusuf menyerang Spanyol, membangun kembali keunggulan Islam di beberapa wilayah. Zainab akhirnya memiliki hak untuk mendapat gelar malikah atau ratu dan ada kemungkinan dialah ratu Berber yang paling terkenal yang mendapat gelar itu.
Cerdas
Zainab binti Ishaq al-Nafzawiyya adalah seorang wanita berkelas yang kecantikannya memukau dunia. Ia seorang yang cerdas. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia adalah seorang penyihir yang mampu mengendalikan jin.
Legenda menyebutkan, ia memiliki kunci harta karun bawah tanah yang mengandung kebahagiaan abadi. Siapa pun yang memenangkan hatinya dan berhasil menikahinya akan mendapatkan harta karun itu. Pendek kata, dia topik dari banyak fabel. Tentunya, kekayaan Zainab yang dibawanya dalam pernikahannya dengan Yusuf menunjukkan bahwa hal itu menjadi beban dalam kenyataan
Zainab juga yang memimpin negosiasi. Kemampuannya memediasi itulah yang membuatnya digelari “The Magician” (penyihir). Di dalam Kitab al-Istibshar ditulis, “Di zamannya, tak ada yang lebih cantik atau cerdas atau lucu daripada dia.”
Sebelum menikah dengan Yusuf bin Tashfin, Zainab merupakan istri dari penguasa Maroko, Abu Bakar. Pernikahan antara Zainab dan Abu Bakar itu berlangsung pada Dzulqaidah 460 H/ September 1068.
Pernikahan ini menggambarkan kesuksesan tekad Zainab untuk menikah hanya dengan tokoh yang berhasil menaklukkan semua wilayah Maroko. Padahal, Suku Bayan menyebutkan bahwa ada banyak pemimpin dan amir yang melamarnya, tapi ia menolak.
Pada 1068 Abu Bakar bersiap-siap untuk berjihad di selatan. Zainab dan Abu Bakar akhirnya sepakat bercerai. Meskipun begitu, Zainab setuju saat Abu Bakar bin Umar meminta diri mantan istrinya tersebut kelak menikahi sepupunya, Yusuf bin Tashfin.
Pangeran Murabits pendiri Dinasti Tashufinid dan Kerajaan Almoravid di Spanyol, Afrika Utara, dan Kota Marakesh. “Nikahilah ia. Ia adalah wanita yang cerdas,” tutur Abu Bakar. Kisah ini seperti penuturan teks abad ke-14 yang tertulis di al-Bayan al-Maghrib.
Duet
Duet kedua pasangan serasi, Zainab dan Yusuf, itu menghasilkan banyak capaian prestasi. Zainab menjadi Ratu Berber Maroko. Ia membagi kekuasaan dengan sang suami hingga dalam kurun waktu 1071-1106 Masehi. Pengaruh kerajaan mereka menyebar dari Spanyol hingga Afrika Utara.
Yusuf memimpin Marakesh hingga 1073 secara mandiri, hingga dia menerima gelar Amir al-Muslimin. Walaupun semua orang tahu bahwa Zainab membagi kekuasaannya dengan suaminya, dia tak punya hak untuk menyampaikan khutbah. Kekuasaan Zainab bukan satu-satunya indikasi adat liberal dinasti Yusuf.
Beberapa sumber saat itu menyebut bahwa Zainab lah sesungguhnya yang memimpin kerajaan suaminya. Meskipun pengaruhnya terkenal di seluruh kerajaan, dia tak punya hak untuk menyampaikan khutbah, padahal itu adalah hak semua pemimpin.
Karena kekayaan, koneksi, dan nasihat yang dibawanya ke dalam pernikahan, ia mampu membesarkan kerajaan Berber bersama suaminya. Pada 1086 Yusuf menyerang Spanyol, membangun kembali keunggulan Islam di beberapa wilayah. Zainab akhirnya memiliki hak untuk mendapat gelar malikah atau ratu dan ada kemungkinan dialah ratu Berber yang paling terkenal yang mendapat gelar itu.
Cerdas
Zainab binti Ishaq al-Nafzawiyya adalah seorang wanita berkelas yang kecantikannya memukau dunia. Ia seorang yang cerdas. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia adalah seorang penyihir yang mampu mengendalikan jin.
Legenda menyebutkan, ia memiliki kunci harta karun bawah tanah yang mengandung kebahagiaan abadi. Siapa pun yang memenangkan hatinya dan berhasil menikahinya akan mendapatkan harta karun itu. Pendek kata, dia topik dari banyak fabel. Tentunya, kekayaan Zainab yang dibawanya dalam pernikahannya dengan Yusuf menunjukkan bahwa hal itu menjadi beban dalam kenyataan
Redaktur : A.Syalaby Ichsan |
Sumber : Harian Republika |
No comments:
Post a Comment