KABUPATEN Pidie banyak menyimpan wisata sejarah yang menarik perhatian para wisatawan. Salah satunya adalah benteng peninggalan Jepang.
Keberadaan benteng ini bisa dilihat di Kota Sigli, tepatnya di Pasi Sukon, kawasan Gampong Benteng dan Blang Paseh.
Hingga saat ini ada sejumlah bunker peninggalan perang dunia kedua yang pernah dijadikan benteng pertahanan laut Jepang di sana. Benteng tersebut masih berdiri kokoh di sepanjang tepi pantai.
Bangunan mirip batu yang diperkirakan memiliki luas diameter sekitar lima meter itu terdapat lubang-lubang layaknya seperti tempat senjata untuk mengintai kedatangan musuh dari selat Malaka.
Sayangnya, tidak ada penjelasan tentang riwayat yang berkenaan dengan pembuatan dan penggunaan bunker-bunker Jepang ini di lokasi ini.
Menuju ke lokasi ini tidak jauh dari Kota Sigli dan mudah dijangkau dengan kedaraan, serta hanya terpaut sekitar satu kilo meter arah timur pendopo Bupati Pidie setelah melewati lembaga pemasyarakatan, Anda sudah menemukan bunker pertama yang diselimuti hutan semak belukar.
Sulaiman, warga Blang Paseh, , Minggu 1 September 2013, mengatakan masyarakat setempat menyebut bangunan tersebut dengan sebutan kurok-kurok.
“Ada puluhan kurok-kurok yang masih berdiri kokoh sepanjang pantai hingga Kecamatan Simpang Tiga,” kata dia.
Sulaiman juga mengatakan keberadaan benteng ini adalah aset sejarah, tapi tidak terawat. Bangunan tersebut dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian dari pihak manapun. Padahal kata Sulaiman, bangunan mirip goa tersebut bisa dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah.
Kepala Dinas Pemuda Olah Raga, Wisata dan Kebudayaan Kabupaten Pidie, Zulkifli beberapa waktu lalu mengatakan tidak mengetahui berapa jumlah bunker yang tersebar sepanjang pantai di Kabupaten Pidie. "Kita belum memiliki anggaran untuk merawat situs bersejarah tersebut," ujarnya.
Keberadaan benteng ini bisa dilihat di Kota Sigli, tepatnya di Pasi Sukon, kawasan Gampong Benteng dan Blang Paseh.
Hingga saat ini ada sejumlah bunker peninggalan perang dunia kedua yang pernah dijadikan benteng pertahanan laut Jepang di sana. Benteng tersebut masih berdiri kokoh di sepanjang tepi pantai.
Bangunan mirip batu yang diperkirakan memiliki luas diameter sekitar lima meter itu terdapat lubang-lubang layaknya seperti tempat senjata untuk mengintai kedatangan musuh dari selat Malaka.
Sayangnya, tidak ada penjelasan tentang riwayat yang berkenaan dengan pembuatan dan penggunaan bunker-bunker Jepang ini di lokasi ini.
Menuju ke lokasi ini tidak jauh dari Kota Sigli dan mudah dijangkau dengan kedaraan, serta hanya terpaut sekitar satu kilo meter arah timur pendopo Bupati Pidie setelah melewati lembaga pemasyarakatan, Anda sudah menemukan bunker pertama yang diselimuti hutan semak belukar.
Sulaiman, warga Blang Paseh, , Minggu 1 September 2013, mengatakan masyarakat setempat menyebut bangunan tersebut dengan sebutan kurok-kurok.
“Ada puluhan kurok-kurok yang masih berdiri kokoh sepanjang pantai hingga Kecamatan Simpang Tiga,” kata dia.
Sulaiman juga mengatakan keberadaan benteng ini adalah aset sejarah, tapi tidak terawat. Bangunan tersebut dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian dari pihak manapun. Padahal kata Sulaiman, bangunan mirip goa tersebut bisa dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah.
Kepala Dinas Pemuda Olah Raga, Wisata dan Kebudayaan Kabupaten Pidie, Zulkifli beberapa waktu lalu mengatakan tidak mengetahui berapa jumlah bunker yang tersebar sepanjang pantai di Kabupaten Pidie. "Kita belum memiliki anggaran untuk merawat situs bersejarah tersebut," ujarnya.
Bunker Jepang di Pidie sisa Perang Dunia kedua
No comments:
Post a Comment