Saturday, September 7, 2013

Gandhi dan Hidup dalam Penderitaan

Mengenalnya hanya lewat bacaan.

Terus terang bertemu muka pun tidak pernah. Hanya saja tokoh satu ini dapat di kata memiliki jariyah hidup sepanjang masa. Padahal, agamanya adalah agama Hindu-India, suatu agama yang dominan di tanahnya dan minoritas di negeri ini. Akan tetapi, semua pemeluk agama di negerinya begitu respek pada Gandhi. Bisa jadi karena ia menjadi bapak negeri dan bisa jadi ia merupakan teladan hidup pada masanya karena mengandalkan perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa).

Saya banyak tertarik dengan wacana-wacana seputar dirinya. Selain ahimsa, ada juga soal satyagraha, soal kemandirian (bangsa). Belum lagi cerita-cerita seputar kesederhanaan hidup yang di jalaninya. Ada lagi soal dirinya dengan alat tenunnya. Belum lagi soal dirinya yang memilih memakai atau menggunakan barang-barang buatannya sendiri.

Namun, dari cerita dan berita-berita yang saya dengar dan baca, tokoh hidup ini mulai ditinggalkan. Museum tentang dirinya hanyalah museum kecil di sebuah kota. Warga perlahan melupakan dan meninggalkannya. Kalaupun ada yang mengingat Gandhi, mungkin dapat di hitung jari.

Gandhi almarhum adalah milik dunia. Saya sebut demikian karena keterkenalan perjuangannyalah yang membuat dirinya menjadi teladan bagi umat manusia. Sementara itu, ia sendiri adalah salah satu anak manusia biasa. Hanya gelaran “mahatma”-lah yang membuatnya berbeda meski dalam berbagai tulisan yang saya baca itu hanyalah penyebutan dari yang lain buat dirinya. Sementara itu, dianya sendiri tetap rendah hati dan tak ingin berbeda dengan orang kebanyakan.

Senyatanya, dari tulisan-tulisan tentang dirinya yang saya baca, ia memang memilih untuk hidup di jalan penderitaan, yaitu jalan hidup masyarakat miskin India rata-rata. Hal itu sebagai pertanda bahwa meski hidup dalam derita, dalam kepapaan, semangat untuk menjalani hidup itu tetap ada. Tidak perlu mengemis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Cukup makan satu-dua dan biasakan diri dengan berpuasa; dengan cara itu seorang anak manusia dapat mencapai kebesarannya. Ini dibuktikan sudah oleh Gandhi dan tidak ada masalah. Justru sebaliknya, jalan penderitaan yang ia pilih membuat warga India makin respek padanya. Seakan-akan keberpihakannya pada kaum papa menjadi bagian inheren dalam diri Gandhi; sebuah pilihan besar yang jarang ada anak manusia mau memilih jalan derita semacam ini. Dan jalan derita itu memang masih ada hingga hari ini.


Nurahman S

No comments:

Post a Comment