Asterianto Lapaega, pengelola blog Islamic Centre Samarinda, mengatakan, untuk naik ke menara utama ini, disediakan sebuah lift. Kapasitasnya untuk 10 orang.
“Dari menara utama ini, kita bisa memandang indahnya Kota Samarinda, terutama kelak-kelok Sungai Mahakam yang sering dilewati oleh kapal pengangkut batu bara,” kata pria yang bekerja di PT Total Bangunan Persada ini.
Total Bangunan Persada ini tercatat sebagai kontraktor pelaksana pada pembangunan Masjid Islamic Centre Samarinda. Sedangkan, konsultan perencana arsitektur menggunakan jasa dari arsitektur Achmad Noe’man yang dikenal sebagai arsitektur seribu masjid.
Sementara itu, dilihat dari foto udara, tampak adanya empat menara. Posisi menara itu menyatu dengan empat sudut dari bangunan yang berbentuk bujur sangkar.
Empat menara itu memiliki tinggi 70 meter. Sedangkan, dua menara lainnya berada di pintu gerbang dengan tinggi 57 meter. “Terus terang, aku langsung jatuh cinta pada masjid cantik ini pada pandangan pertamaku,” tulis seorang bloger.
Ratusan kolom
Beranjak ke bagian selasar masjid, akan tersaji lagi sebuah pesona yang cukup memesona. Selasar ini berfungsi sebagai penghubung antara gerbang utama dan menara utama ke bangunan utama masjid.
Pada bagian ini terdapat tiang-tiang kolom yang berjumlah ratusan. Di antara tiang-tiang kolom itu dihubungkan dengan lengkungan yang menjadi cerminan dari ciri arsitektur Islami di Kordoba, Spanyol.
Bagian selasar ini mengelilingi sisi timur, utara, hingga ke selatan bangunan utama masjid. Berada di bagian selasar ini maka akan terlihat adanya sebuah ruang-ruang yang tak berujung.
Pada saat malam telah tiba, pesona bagian selasar ini semakin memikat lewat pantulan dari lampu lapis kuningan yang memendarkan warna kekuningan.
Reporter : mohammad akbar |
Redaktur : Damanhuri Zuhri |
No comments:
Post a Comment