Saturday, September 7, 2013
Asal Usul Bangsa Israel
Bangsa Israel merupakan salah satu bangsa yang menghiasi sejarah dunia. Tokoh-tokoh dan pemikir besar banyak lahir dari Israel. Disamping tokoh-tokoh besar terkadang bangsa Israel juga dikaitkan dengan sejarah konspirasi besar.
Di Indonesia ada sekelompok orang yang duduk di lingkaran kekuasaan menuding Israel berada dibalik kejatuhan dan merasa menjadi korban konspirasi fitnah Israel. Tahukah anda asal-usul bangsa Israel?
Bangsa Israel adalah saudara dari Bangsa Arab. Bapak mereka sama yaitu Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim punya dua putra yaitu Nabi Ismail yang akan menurunkan bangsa Arab dan Nabi Ishaq yang menurunkan bangsa Israel.
Nabi Ibrahim bersama dua putranya Ismail dan Ishaq sama-sama berdakwah di daerah yang disebut dengan Palestina. Palestina merupakan kata turunan dari Funisia yang pada era Yunani dan Romawi terkenal karena sebagai pengahasil warna Vanish (Ungu).
Ismail kemudian menurunkan Bangsa Arab yang bermukim di jazirah arab, sementara itu Ishaq punya cerita lain. Salah satu keturunan dari nabi Ishaq adalah nabi Ya’qub yang memiliki nama Ibrani Israil. Nabi Ya’qub memiliki 13 anak, salah satunya Yusuf. Nabi Yusuf terusir dari keluarganya kemudian menjadi menteri di Mesir.
Dalam kitab suci, kata Israil merujuk pada para pengembara yang tidak kenal henti melakukan penemuan. Bahasa Arab menggunakan kata Isra’untuk mendeskripsikan pengembaraan yang jauh.
Akan tetapi oleh sebagian orang yang hanya membaca satu ayat dan berdiskusi hanya dengan satu kalangan menerjemahkan kata Israil untuk kepentingan kelompoknya demi politik atau mencari kambing hitam dengan argumentasi ini adalah konspirasi Israel.
Tidak semua orang Israel suka berperang, contohnya Noam Chomsky yang dengan gagah berani masuk penjara dan tidak membayar pajak hingga terkena denda yang sangat tinggi demi menentang perang Vietnam. Albert Einstein yang merupakan Bani Israel sangat membenci peperangan. Dia menolak menjadi Presiden Israel karena tidak ingin terlibat konflik dengan bangsa Arab, meskipun ia memiliki peluang dengan tingkat elektibilitas yang cukup tinggi.
Di semua bangsa terdapat orang-orang yang rasional dan orang-orang yang suka berkomplot. Kelompok yang suka berkomplot lazimnya menuduh kelompok lain sebagai ahli konspirasi. Tudingan tersebut disebut dengan reflektif yang melemparkan kesalahan diri sendiri pada orang lain. Buruk muka cermin dibelah.
Ferril Irham Muzaki
Universitas Negeri Malang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment