Sunday, July 14, 2013
Asma al-Assad; Orang Tua Sunni, Suami Syiah
ASMA al-Assad, ibu negara Suriah, lahir 11 Agustus 1975, dibesarkan dan dididik di Inggris oleh orang tuanya yang merupakan kelahiran Suriah. ia lulus dari King College London pada tahun 1996 dengan gelar sarjana dalam ilmu komputer dan sastra Prancis. Ia kemudian mengejar karir di bidang perbankan investasi internasional sebelum pindah ke Suriah dan dengna Bashar al-Assad pada bulan Desember 2000.
Orang tuanya, Fawaz Akhras, seorang konsultan ahli jantung di Rumah Sakit Cromwell, London, dan Sahar al-Akhras (née Otri), seorang pensiunan diplomat merupakan Muslim Sunni asal Suriah, berasal dari kota Homs, namun mereka memasukkan Asma ke sekolah gereja sejak kecil.
Asma al-Akhras bertemu Bashar al-Assad, ketika ia belajar oftalmologi di London. Setelah kematian Hafez al-Assad, ayah Assad, pada bulan Juni 2000, Bashar mengambil alih kepresidenan. Asma pindah ke Suriah pada bulan November 2000 dan menikah dengan Bashar pada bulan Desember tahun itu.
Asma dikenal sebagai seorang wanita yang mempunyai gaya hidup mewah. Ia sangat konsumtif. Pada awal tahun 2012, media Barat menyoroti semangat belanjanya yang gila-gilaan, dan menyamakannya dengan Imelda Marcos dalam hal selera beli barang.
Ia mendampingi Assad selama konflik Suriah. Secara nyata ia memberikan pembelaan kepada suaminya yang ditengarai sudah membunuh ribuan muslim Sunni di Suriah. “Ia adalah Presiden Suriah, bukan faksi Suriah, dan saya mendukung dia dalam peran itu,” demikian tulisnya kepada sebuah media Barat internasional.
Pada tanggal 23 Maret 2012, Uni Eropa membekukan asetnya dan membelakukan larangan perjalanan pada dirinya dan anggota keluarga dekat Assad lainnya sebagai bagian dari sanksi terhadap pemerintah Suriah.
Sejak Juli 2012, Asma sudah jarang muncul di muka umum.
Pada Maret 2011, Vogue menerbitkan profil yang sangat menyanjung Asma dengan tulisan yang berjudul “A Rose in the Desert”. Tulisan itu ditulis oleh penulis mode veteran Joan Juliet Buck, namun kemudian dihapus dari situs Vogue tanpa komentar apapun.
Pertanyaan media tentang hilangnya profil Asma, Editor Vogue menyatakan bahwa “Ketika peristiwa mengerikan sedang berlangsung di Suriah, jelaslah bahwa prioritas pemerintah Suriah bertentangan dengan Vogue “.
Buck sendiri kemudian diberhentikan oleh Vogue meskipun dia telah bekerja di majalah itu selama lebih dari 30 tahun dan pernah menjadi editor Vogue Prancis selama tujuh tahun. [sa/islampos/Wikipedia]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment