Friday, July 26, 2013

Muhammad-Khadijah, Kisah Cinta Abadi

Siapakah orang paling beruntung di dunia ini? Yang hidup dalam cinta dan bimbingan menuju surga dari suami terbaik yang pernah berjalan di muka bumi ini? Ia adalah ummu mukminin pertama ,Khadijah binti Khuwailid. Entah sudah berapa ratus ribu penulis yang mengabadikan kisah cinta mereka dalam berbagai tulisan. Tapi tak pernah bosan  diri ini membaca dan mendengar kisah cinta sejati itu.

Khadijah binti Khuwailid ialah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah. Pengorbanan Khadijah yang begitu besar, juga dukungannya serta kesabarannya dalam menemani Nabi berdakwah membuat posisinya begitu utama di hati Rasulullah. Tak heran jika kematiannya begitu membuat Rasulullah berduka karena ia kehilangan pegangan yang kuat dalam berdakwah.Rasulullah pernah bersabda tentang siapakah wanita ahli surga itu. Mereka adalah Maryam,Fatimah az Zahra,Asiyah istri Firaun dan tentu saja Khadijah binti Khuwailid. Bahkan Aisyah, yang juga merupakan istri kesayangan Rasulullah pernah dimarahi oleh nabi karena sedikit menghina Khadijah dengan menyebutnya hanya wanita tua. Aisyah kesal karena Nabi selalu menyebut-nyebut nama Khadijah. Marahlah Rasulullah. Dari beberapa riwayat bahkan menyebutkan Rasulullah sedikit mencekik leher Aisyah karena berangnya. Rasulullah kala itu menjawab “Dia yang beriman padaku ketika orang-orang mendustakanku. Dia yang memberikan hartanya ketika orang-orang menahan hartanya untukku, dan dia yang memberiku anak ketika istri-istiku yang lain tidak memberiku anak.” (istri-istri Rasulullah memang tidak memberikan Rasulullah keturunan kecuali Mariyah Al-Qibtiah yang memberikan Rasulullah anak bernama Ibrahim,tetapi ia meninggal saat masih kecil). Sejak saat itu Aisyah tidak pernah menyinggung tentang Khadijah karena ia tahu betul posisi Khadijah di hati Baginda.

Sudah sejah awal Khadijah memendam rasa kepada Muhammad. Hal itu karena ia begitu kagum dengan budi pekerti Muhammad yang luar biasa baik.Hal ini membuatnya teringat akan perkataan sepupunya Waraqah yang mengatakan akan datang nabi terakhir yang akan mengajak manusia menyembah Allah dan memerangi kebathilan. Ia bertanya-tanya, “mungkinkah ia Muhammad?’’. Hal itu berlanjut ketika ia bermimpi bahwa ada sebuah cahaya yang jatuh di rumahnya sehingga menerangi rumahnya. Hal ini diceritakan kepada Waraqah. Jawaban Waraqah yang mengatakan agar Khadijah berbahagia karena rumahnya akan diselimuti cahaya kenabian membuat Khadijah berbinar.

Pernikahan mereka pun terjadi. Lamaran Khadijah yang disampaikan oleh sahabatnya,Nafisah diterima oleh Muhammad. Pernikahan suci nan penuh berkah, pernikahan antara lelaki terbaik dan wanita terbaik. Kehidupan rumah tangga mereka begitu bahagia dengan anak-anak yang dilahirkan Khadijah. Meskipun Khadijah adalah saudagar yang kaya raya, Rasulullah tidaklah berpangku tangan. Ia tetap berdagang dan juga membantu pekerjaan rumah tangga.

Khadijah selalu menemani suaminya apapun kondisinya. Saat nabi pertama kali menerima wahyu dan pulang ke rumah dengan menggigil, Khadijah menyelimuti nabi dan menghapus kegundahan suaminya.  Ia percaya akan semua perkataan suaminya. Ialah wanita pertama yang masuk islam. Tak segan ia mengorbankan hartanya yang berlimpah guna keperluan menjalankan perintah Allah. Allah pun begitu menyayangi Khadijah. Hal ini dibuktikan lewat sebuah hadist riwayat Bukhari di mana suatu ketika Jibril mendatangi Rasulullah “Wahai Muhammad, Khadijah akan datang kepadamu membawa makanan dan minuman. Saat ia datang sampaikan salam dari Allah dan dariku padanya” Wanita manakah yang kiranya mendapat salam dari Allah Tuhan semesta alam jika bukan wanita terbaik?

Pernikahan yang berlangsung selama seperempat abad itu harus berakhir sementara(kenapa sementara? Karena mereka pasti akan dipersatukan oleh Allah di surga, sebaik-baiknya tempat). Khadijah menghadap Allah, menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan suami tercinta. Bertambah beratlah beban Rasulullah dalam menyeru perintah Allah. Ia kehilangan pegangan dan tempatnya melipur lara.

Sepeninggal Khadijah, dari sebuah riwayat, Fatimah bertanya kepada ayahnya.

“Dimanakah ummi Khadijah?”

“Disebuah rumah yang  terbuat dari emas permata di mana tidak ada kegundahan di dalamnya. Ia berada diantara Maryam dan Asiyah” jawab Rasulullah

“Dari emas permata ini?” tanya Fatimah lagi.

“Bukan, melainkan dari emas permata yang tersusun bersama mutira, intan, dan yakut”

Sepotong kisah cinta abadi, antara seorang istri yang patuh,bakti dan taat pada suami dengan seorang suami yang mencintai, mengayomi dan membimbing istri menuju surga Ilahi.

Semoga kisah cinta mereka bisa menjadi pedoman kita. Bagi yang sudah berumah tangga semakin kokoh dan erat karena meneladani nabi, bagi yang belum berumah tangga, besabarlah. Jangan pernah tempuh jalan pacaran. Kita perbaiki diri kita, semakin kita baik, maka semakin baik  pula jodoh kita kelak. Jodoh adalah cerminan diri kita.  Seperti halnya Khadijah dan Rasulullah ,wanita baik-baik untuk lelaki baik-baik.

Salam

Wahita D

No comments:

Post a Comment