Wednesday, July 24, 2013

Rasulullah dan kisah perkumpulan Al Fudhul

Perkumpulan Al Fudhul beranggotakan kaum reformis yang ingin kembali meluruskan tradisi yang sedang berjalan ke arah kehancuran
 
Ilustrasi
RASULULLAH Muhammad SAW merupakan pribadi yang tidak pernah tega melihat orang yang teraniaya. Dia akan membantu dengan segenap kemampuannya untuk membebaskan seseorang dari jerat yang menganiayanya.
Kecenderungan ini ternyata telah ada dalam diri Muhammad sebelum diangkat sebagai Rasulullah. Saat Muhammad berusia 15 tahun, dia telah bergabung dengan perkumpulan Al Fudhul, sebuah perkumpulan yang memiliki misi membebaskan kelompok yang tertindas.
Perkumpulan Al Fudhul beranggotakan kaum reformis yang ingin kembali meluruskan tradisi yang sedang berjalan ke arah kehancuran. Kala itu, masyarakat Mekkah hidup dalam situasi yang sangat hina.
Perbudakan terjadi dengan begitu merajalela. Para majikan memperlakukan budak-budak dengan sekendak hatinya. Kaum miskin semakin terpuruk dan tidak menemukan penolongnya.
Harta anak-anak yatim hilang begitu saja akibat keserakahan. Manusia diperlakukan layaknya hewan, serta berbagai tradisi jahiliah lainnya.
Nama Muhammad muda pun semakin bersinar dalam perkumpulan itu. Melalui perkumpulan itu, Muhammad muda bersama kawan-kawannya ingin mengubah tradisi yang tidak wajar demi mewujudkan kondisi yang adil.
Karena bergabung dalam perkumpulan ini lah, Muhammad menjadi terkenal di seluruh Jazirah Arab. Sayangnya, perkumpulan itu hadir dalam kehidupan Muhammad sebelum dia diangkat sebagai Rasulullah dalam cahaya Islam.
"Aku telah menyaksikan suatu perkumpulan di kediaman Abdullah bin Jud'an di Mekkah. DI bawahnya terdapat kerajaan dunia. Seaindainya aku diundang oleh perkumpulan itu pada masa Islam, tentu aku akan menerimanya," (HR Bukhari).
Disarikan dari buku 'Pesona Akhlak Rasulullah SAW' Syaikh Abdurrahman Ya'qub.

No comments:

Post a Comment