Monday, July 15, 2013

Masjid peninggalan Po Teumeurhom di Busu Pidie

Menurut cerita turun temurun, kata dia, orang-orang dari Pasai lah kemudian menetap di kampung ini.

Masjid Po Teumereuhom di Busu Pidie. M Isa
MASJID Po Teumereuhom merupakan bangunan bersejarah yang terletak di Gampong Pulo Mesjid Kemukiman Busu Kecamatan Mutiara, Pidie. Masyarakat di kemukiman setempat meyakini masjid ini dibangun pertama sekali oleh Po Teumeuruhom Raja Aceh bersama raja dari Kerajaan Pasai.
Bangunan masjid tersebut tergolong tidak megah. Bangunannya yang sederhana dikombinasi dengan banyak tiang dan memiliki satu kubah besar di tengahnya. Rumah ibadah ini dikelilingi oleh persawahan.
"Awalnya di sini tidak ada perkampungan penduduk. Konon pemukiman penduduk dibuka oleh Po Teumeureuhom yang datang dari Parang Sembilan daerah Pasai," kata Teungku Rasyid, 69 tahun, salah satu guru yang mengajar ngaji pada balai pengajian Masjid Po Teumeuruhom kepada ATJEHPOSTcom, Senin 15 juli 2013.
Saat datang ke daerah ini, kata dia, Po Teumeuruhom menggunakan kendaraan gajah putih. Dia tidak mengingat persis tahun berapa itu terjadi dan kapan masjid ini pertama sekali dibangun. Menurut cerita turun temurun, kata dia, orang-orang dari Pasai lah kemudian menetap di kampung ini.
"Hal ini dibuktikan sekitar seratus meter ke arah timur masjid ada tanah hutan belukar yang namanya Lampoh Raya," katanya. Berdasarkan penuturan Tgk Rasyid, di sana ada pemakaman yang nisannya banyak berukir milik Pasai. Salah satunya adalah makam Ratna Wangsa.
Namun, kata dia, masyarakat sekitar tidak mengetahui siapa Ratna Wangsa dan siapa saja yang dikuburkan di Lampoh Raya tersebut. "Mereka hanya mengetahui bahwa masjid ini didirikan oleh Po Teumeuruhom, orang orang Pasai dan penduduk di sekitar ini."
Menurut Tgk Rasyid di dalam Mesjid tersebut ada bekas telapak kaki Po Teumeuruhom. Jejak itu hingga kini masih ada di dalam masjid yang dilestarikan.
"Agar terjaga keasliannya pertapakan tersebut sengaja tidak dibeton di lantai masjid dengan luas sekitar 50 kali 30 centimeter. Hanya ditutup dengan lapisan kayu dan triplek," katanya.
Selain itu, kata dia, di samping masjid juga terdapat bekas kubangan gajah milik Po Teumeureuhom. Namun sayangnya kubangan itu kini tidak membekas lagi.
Sementara bangunan masjid saat ini merupakan bangunan hasil swadaya masyarakat yang dibangun kembali sekitar tahun 2000-an lalu.
"Ini adalah bangunan generasi ketiga," kata Tgk Rasyid.
Generasi pertama yang dibangun oleh Po Teumeuruhom sudah dirobohkan sekitar awal tahun 70-an dan dibangun kembali lebih besar. "Seandainya yang aslinya tidak dirobohkan, tentu generasi sekarang masih bisa melihat masjid peninggalan Po Teumeureuhom tersebut," kata Tgk Rasyid.
Kata dia, Po Teumereuhom hanya menetap beberapa saat ditempat ini kemudian meneruskan perjalananya ke daerah Aceh lainnya. Beliau meninggal dan dimakamkan di Lamno Kabupaten Aceh Jaya.
"Saya lupa siapa nama aslinya," ujarnya.
Meski kecil, masjid yang hanya memiliki nama Masjid Po teumeureuhom yang berada di tengah persawahan ini juga kerap dikunjungi warga. Mereka datang untuk melihat bekas pertapakan Po Teumeureuhom. Letaknya  sekitar enam kilo meter dari arah Kota Beureunuen dan tujuh kilometer lagi menuju kampus Jabal Ghafur Glee Gapui Sigli.[](bna)

No comments:

Post a Comment