Perbaikan rumah pengasingan presiden pertama RI, Soekarno, di Kelurahan Anggut, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, diberlakukan tahun ini menyusul kerusakan di beberapa bagian rumah yang sudah parah.
Juru pelihara rumah pengasingan Bung Karno, Yaman, Minggu (14/7), menyatakan, semula belum ada rencana perbaikan pada tahun ini. Akan tetapi, karena kondisi rumah semakin rusak, akhirnya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi sebagai pengelola memutuskan untuk merenovasi bangunan setelah Lebaran nanti. Bangunan utama rumah pengasingan yang ditinggali Bung Karno pada 1938 - 1942 itu terakhir kali direnovasi tahun 2003.
Dalam pengasingan di rumah yang pernah dimiliki saudagar Tionghoa bernama Tang Eng Cian ini, Sang Putra Fajar masih berkarya. Paling ternama adalah pendirian teater Monte Carlo. Soekarno bahkan dikabarkan pernah menulis drama untuk dipentaskan di sini.
Soekarno juga masih mengikuti perkembangan dunia yang saat itu dikecamuk Perang Dunia II. Dalam tulisannya berjudul Beratnja Perdjoangan Melawan Fasisme yang terbit pada 1941, Soekarno menilai sosok pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler.
"Hitler adalah seorang maatschappelijk strateeg jang maha-maha haibat. Ia mengerti bahwa musuhnja jang sebenar-benarnja ialah georganiseerde macht-nya kaum proletar," tulis Soekarno yang terangkum dalam Di Bawah Bendera Revolusi.
Tidak jauh dari rumah ini juga terdapat rumah Fatmawati, istri ketiga Soekarno. Perempuan inilah yang menjahit bendera Merah-Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.
(Zika Zakiya. Kompas cetak, Di Bawah Bendera Revolusi)
Juru pelihara rumah pengasingan Bung Karno, Yaman, Minggu (14/7), menyatakan, semula belum ada rencana perbaikan pada tahun ini. Akan tetapi, karena kondisi rumah semakin rusak, akhirnya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi sebagai pengelola memutuskan untuk merenovasi bangunan setelah Lebaran nanti. Bangunan utama rumah pengasingan yang ditinggali Bung Karno pada 1938 - 1942 itu terakhir kali direnovasi tahun 2003.
Dalam pengasingan di rumah yang pernah dimiliki saudagar Tionghoa bernama Tang Eng Cian ini, Sang Putra Fajar masih berkarya. Paling ternama adalah pendirian teater Monte Carlo. Soekarno bahkan dikabarkan pernah menulis drama untuk dipentaskan di sini.
Soekarno juga masih mengikuti perkembangan dunia yang saat itu dikecamuk Perang Dunia II. Dalam tulisannya berjudul Beratnja Perdjoangan Melawan Fasisme yang terbit pada 1941, Soekarno menilai sosok pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler.
"Hitler adalah seorang maatschappelijk strateeg jang maha-maha haibat. Ia mengerti bahwa musuhnja jang sebenar-benarnja ialah georganiseerde macht-nya kaum proletar," tulis Soekarno yang terangkum dalam Di Bawah Bendera Revolusi.
Tidak jauh dari rumah ini juga terdapat rumah Fatmawati, istri ketiga Soekarno. Perempuan inilah yang menjahit bendera Merah-Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.
(Zika Zakiya. Kompas cetak, Di Bawah Bendera Revolusi)
No comments:
Post a Comment