Kala arkeolog membuka makam kuno di pembangunan jalan layang dekat Gliwice, Polandia, mereka menemukan kubur yang membuat bulu kuduk bergidik: makam tertuduh vampir.
Dalam kubur ini, tempurung kepala dikubur di antara kaki. Ini merupakan ritual kuno Slavia untuk mengubur mereka yang dicurigai sebagai vampir. Seperti dilansir, Senin (15/7), posisi tengkorak sengaja ditempatkan di antara kaki dengan harapan si tertuduh tidak bisa bangkit dari kubur.
Tapi makam jenis ini bukanlah yang perdana ditemukan. Sepanjang sejarah arkeologi, para pakar sudah beberapa kali menemui makam dari mereka yang diduga sebagai makhluk pengisap darah.
Pada 1990-an, arkeolog dari University of British Columbia, Hector Williams, menemukan tulang pria dewasa yang tubuhnya dipancang ke dalam tanah. Kubur itu berasal dari abad ke-19 di Pulau Lesbos, Yunani.
Siapa pun yang menguburkan pria ini, telah menancapkan paku sepanjang 20 sentimeter menembus leher, panggul, dan engkel. Indikasi ini menunjukkan si pria yang tewas tersebut dijaga agar tidak kabur dari liang lahat. Tapi, setelah dianalisa antropolog fisik, tidak ditemukan adanya sesuatu yang istimewa dari pria malang itu.
Seseorang bisa salah dinilai sebagai vampir karena kurangnya pengetahuan manusia akan proses tubuh manusia saat meninggal dunia.
Dalam kubur ini, tempurung kepala dikubur di antara kaki. Ini merupakan ritual kuno Slavia untuk mengubur mereka yang dicurigai sebagai vampir. Seperti dilansir, Senin (15/7), posisi tengkorak sengaja ditempatkan di antara kaki dengan harapan si tertuduh tidak bisa bangkit dari kubur.
Tapi makam jenis ini bukanlah yang perdana ditemukan. Sepanjang sejarah arkeologi, para pakar sudah beberapa kali menemui makam dari mereka yang diduga sebagai makhluk pengisap darah.
Pada 1990-an, arkeolog dari University of British Columbia, Hector Williams, menemukan tulang pria dewasa yang tubuhnya dipancang ke dalam tanah. Kubur itu berasal dari abad ke-19 di Pulau Lesbos, Yunani.
Siapa pun yang menguburkan pria ini, telah menancapkan paku sepanjang 20 sentimeter menembus leher, panggul, dan engkel. Indikasi ini menunjukkan si pria yang tewas tersebut dijaga agar tidak kabur dari liang lahat. Tapi, setelah dianalisa antropolog fisik, tidak ditemukan adanya sesuatu yang istimewa dari pria malang itu.
Seseorang bisa salah dinilai sebagai vampir karena kurangnya pengetahuan manusia akan proses tubuh manusia saat meninggal dunia.
Di penjuru dunia, banyak ditemukan makam manusia-manusia yang dituduh sebgai vampir. Penemuan teranyar berasal dari Polandia, di mana tengkorak di dalam kubur diletakkan di antara kedua kakinya
Lalu, ada lagi penemuan dari tim yang dipimpin arkeolog forensik, Matteo Borrini, dari University of Florence. Mereka menemukan makam tertuduh vampir di Pulau Lazzaretto Nuovo, Italia.
Dalam kasus ini, tengkorak yang ditemukan milik seorang wanita tua dengan mulut yang disumpal alat seukuran batu bata. Ini merupakan bentuk pengusiran setan yang pernah dipraktikan pada tertuduh vampir di Italia.
Kemudian loncat ke Dunia Baru pada 1990-an. Saat arkeolog yang tengah menggali makam dari abad 18 - 19 di dekat Griswold, Connecticut, AS, menemukan kubur yang tidak biasa. Makam ini berisi pria berusia sekitar 50 tahunan dengan kepala dan kaki bagian atas diletakkan dalam formasi "tengkorak dan tulang bersilang".
Dari hasil studi antropologi fisik, pria ini tewas karena tuberculosis. Mereka yang terpapar penyakit ini akan nampak pucat, susut berat badannya, dan kelihatan "merana". "Hasrat vampir untuk 'makan' memaksa mereka untuk memakan saudara yang masih hidup yang juga mengalami kemeranaan yang sama," tulis peneliti dalam The American Journal of Physical Anthropology.
Kenyataannya
Mayoritas arkeolog yakin jika keyakinan mengenai vampir bisa tumbuh karena kesalahpahaman pada penyakit seperti TBC.
Ditambah dengan rendahnya pengetahuan mengenai proses dekomposisi mayat manusia.
Meski pada abad ke-19, warga di Benua Amerika dan Eropa sudah paham dengan perubahan yang terjadi pada manusia saat ia meninggal dunia, tidak pernah ada observasi mengenai apa yang terjadi pada tubuh dalam hitungan pekan hingga bulan.
Sebagai contoh, kekakuan pada tubuh manusia yang meninggal dunia akhirnya hilang dan menghasilkan anggota tubuh yang fleksibel. Atau saat sistem gastrointestinal mulai membusuk dan menghasilkan cairan hitam --terkadang sering dianggap darah. Dengan demikian, tinggal menunggu waktu, di mana, dan kapan penemuan kubur macam ini lagi.
(Heather Pringle. National Geographic News)
Lalu, ada lagi penemuan dari tim yang dipimpin arkeolog forensik, Matteo Borrini, dari University of Florence. Mereka menemukan makam tertuduh vampir di Pulau Lazzaretto Nuovo, Italia.
Dalam kasus ini, tengkorak yang ditemukan milik seorang wanita tua dengan mulut yang disumpal alat seukuran batu bata. Ini merupakan bentuk pengusiran setan yang pernah dipraktikan pada tertuduh vampir di Italia.
Kemudian loncat ke Dunia Baru pada 1990-an. Saat arkeolog yang tengah menggali makam dari abad 18 - 19 di dekat Griswold, Connecticut, AS, menemukan kubur yang tidak biasa. Makam ini berisi pria berusia sekitar 50 tahunan dengan kepala dan kaki bagian atas diletakkan dalam formasi "tengkorak dan tulang bersilang".
Dari hasil studi antropologi fisik, pria ini tewas karena tuberculosis. Mereka yang terpapar penyakit ini akan nampak pucat, susut berat badannya, dan kelihatan "merana". "Hasrat vampir untuk 'makan' memaksa mereka untuk memakan saudara yang masih hidup yang juga mengalami kemeranaan yang sama," tulis peneliti dalam The American Journal of Physical Anthropology.
Kenyataannya
Mayoritas arkeolog yakin jika keyakinan mengenai vampir bisa tumbuh karena kesalahpahaman pada penyakit seperti TBC.
Ditambah dengan rendahnya pengetahuan mengenai proses dekomposisi mayat manusia.
Meski pada abad ke-19, warga di Benua Amerika dan Eropa sudah paham dengan perubahan yang terjadi pada manusia saat ia meninggal dunia, tidak pernah ada observasi mengenai apa yang terjadi pada tubuh dalam hitungan pekan hingga bulan.
Sebagai contoh, kekakuan pada tubuh manusia yang meninggal dunia akhirnya hilang dan menghasilkan anggota tubuh yang fleksibel. Atau saat sistem gastrointestinal mulai membusuk dan menghasilkan cairan hitam --terkadang sering dianggap darah. Dengan demikian, tinggal menunggu waktu, di mana, dan kapan penemuan kubur macam ini lagi.
(Heather Pringle. National Geographic News)
No comments:
Post a Comment