.
Indonesia terletak di wilayah barat Lautan Teduh, atau Samudra Pasifik, yang juga di juluki sebagai wilayah Cincin Api karena 80%-90% gempa di dunia terjadi di wilayah ini. Dengan gunung volkanik yang mencapai 13% dari seluruh jumlah berapi di dunia, Indonesia juga di kenal sebagai lokasi letusan gunung-gunung berapi yang paling dasyat yang pernah terjadi di jaman modern. Bahkan dari penelitian selama 400 tahun terakhir (1608-2008) ini saja Indonesia sudah mengalami 217 kali bencana tsunami. Ini belum termasuk bencana-bencana tahunan seperti longsor atau banjir bandang. Secara tektonis Indonesia juga termasuk wilayah yang tidak stabil, khususnya di wilayah selatan (Jawa, Bali, dan sekitarnya). Tetapi kepulauan Indonesia juga menjadi wilayah yang paling subur berkat keberadaan gunung-gunung volkanik tersebut.1,2,3
.
Cincin Api Pasifik
.
Dengan keadaan alam seperti itu maka tidak mengherankan jika legenda-legenda dualitas surga-neraka dan penciptaan-penghancuranyang terjadi berkali-kali menjadi ciri khas budaya Pasifik.Misalnya mitologi Maya yang menyebut Xibalba sebagai tempat yang menakutkan yang terletak di bawah permukaan bumi. Xibalba di pimpin oleh 12 dewa kematian dengan komposisi; 2 dewa kematian utama, Hun-Came (Satu Mati) dan Vucub-Came (Tujuh Mati),di bantu 10 dewa kematian yang terdiri dari kembar lima, sekaligus menjadikan Xibalba sebagai satu-satunya yang paling mendekati kisah Atlantis di Amerika. Xibalba juga di sebut sebagai negeri yang luas dan juga di konsentrasikan pada satu pusat kota yang susah untuk di lalui karena banyaknya jalan bersilang seperti labirin.4Sementara siklus kehidupan Maya sendiri di simbolkan dengan 4 penjuru bumi mewakili 4 kehidupan yang di awali dari 4 pasang manusia pertama yang mirip Adam-Hawa (wanita di ciptakan ketika sang pria tidur). Empat penjuru bumi mereka simbolkan dengan warna kuning, putih, merah, dan hitam.5 Empat kehidupan Maya ini juga mirip dengan jaman matahari dalam tradisi Aztek, dan juga empat kehidupan suku Indian Hopi.
.
Di dalam mitologi Jepang juga terdapat komposisi 2 dewa utama dan 5 pasang dewa-dewi yang di sebut Kaminanayo atau Tujuh Generasi Jaman Dewa. Izanagi-Izanami adalah pasangan yang terakhir, dan setelah jaman mereka telah usai, keturunan mereka melanjutkan kehidupan berikutnya dengan membawa simbol ayah mereka (Izanagi) yang matanya di simbolkan dengan bulan dan matahari. Meski belum di ketahui kapan tepatnya keturunan Izanagi-Izanami memulai kehidupan baru mereka, tradisi-tradisi lain yang mirip dengan Jepang memulainya pada Jaman Perunggu. Misalnya di China yang secara tradisi memulai peradaban baru pada milenium ke 3 SM. Peradaban tersebut di kenal sebagai peradaban Tiga Penguasa dan Lima Kaisar. Mereka membawa simbol leluhur mereka, Pangu, yang matanya juga di simbolkan dengan bulan dan matahari.
.
Masih di milenium ke 3 SM, Mesir Utara dan Mesir Selatan bersatu di bawah pimpinan mn (Manu, Meni, Menes). Simbol persatuan Mesir adalah Horus, yang di gambarkan sebagai burung elang dengan mahkota berwarna merah-putih dan kedua matanya masing-masing juga di simbolkan dengan bulan dan matahari.
Tradisi Batak juga mempunyai simbol bendera merah-putih bergambar mahluk bermata bulan dan matahari, di sebut bendera Banua atau Sisingamangaraja. Bendera ini juga di dasari dari 2 utama dan kembar 5, yang di gunakan dalam perhitungan waktu sehari-hari. Dua utamanya adalah Ari dan Borngin (Siang dan Malam) sementara kembar limanya merupakan lima zona waktu (Sogot, Pangului, Hos, Guling, Bot) yang berlaku baik di siang maupun malam hari. Ini merupakan sistem kalender jaman dahulu yang sekaligus di gunakan sebagai penyimpan sejarah lisan. Di baliknya terdapat kisah Raja Tatea dan Si Baso Bolon sebagai 2 utama, dan 5 anak kembar sepasang..
Bendera Banua (Sisingamangaraja)
.
Seperti yang telah di ulas sebelumnya, Mesir, Maya, Hindu, juga memulai kehidupan baru pada milenium ke 3 SM. Di jaman Kaliyuga ini Hindu juga menggunakan dua karakter utama seperti Poseidon dan Zeus, mereka adalah Waiwaswata dan Purandar atau lebih di kenal sebagai Manu-7 dan Indra-7.Dan Manu juga mempunyai 10 keturunan yang menjadi raja-raja pertama di bumi, sekaligus menjadi jembatan penghubung dengan tradisi-tradisi Samudra India dan Mediterania karena Manu juga di gambarkan sebagai pahlawan banjir seperti Ziusudra (Sumeria), Utnaphistim (Assur, Asiria), dan Nuh (Semit). Manu juga di sebut pembawa hukum manusia, seperti Ziusudra, Musa, dan Nuh(versi Talmud,di mana ia di sebut sebagai si pembawa 7 hukum manusia sementara Adam pembawa 6 hukum).6
.
Nias juga mempunyai sejarah lisan tentang 10 leluhur pemimpin-pemimpin pertama di bumi. Mereka di sebut Zato dan Siwa yang mana Zato merupakan julukan dari Raja Sirao Uwu Zihono, leluhur utama sekaligus ayah Siwa. Siwa di sini artinya “Sembilan” yaitu jumlah dari putra-putra Zato. Seperti negeri Atlantis, peran putra pertama, Tuada Bawuadanỡ,juga menjadi penopang bumi. Sementara adik-adiknya berusaha menggantikan posisi sang ayah sebagai penguasa bulan dan matahari. Posisi tersebut akhirnya di sandang oleh Tuan Luo Mewỡna, putra bungsu Zato. Sejarah lisan Nias ini sebenarnya bisa di bandingkan dengan kisah Manu yang mana salah satu dari keturunannya, Ila, juga menjadi simbol siklus kehidupan karena di gambarkan suka bergonta-ganti kelamin. Dan setiap kali berganti, ia akan lupa akan kehidupannya terdahulu. Dalam hal tertentu karakter Ila ini mengingatkan pada dualistik Atlas sekaligus Atlantis (Atlas-feminin), gunung dan danau, api dan air, Yin dan Yang, sekaligus mengarah ke konstelasi Sia (Orion).
.
Siklus-siklus kehidupan juga diperinci di dalam kitab Mahabharata yang merupakan salah satu kumpulan puisi epik terpanjang di dunia (sepuluh kali lebih panjang dari Illiad dan Odyssey).7Terdapat banyak kisah kehidupan, bencana, peperangan, yang berulang-ulang, termasuk kisah-kisah yang mirip Atlantis, seperti kemelut di kota Lanka (Yunani; Troy), kisah Raja Bali (Mahabali), perang Bharatayudha, Astina (Hastina), Amarta (Indraprastha), dan masih banyak lagi lainnya. Satu yang paling mirip adalah kemelut di negeri Atala yang tertulis di Karna Parva. Atala mempunyai kota yang di bangun dengan emas, perak, dan besi, bernama Tripura (Tiga Kota) yang menjadi pemukiman kaum Asura. Kisahnya di awali dengan pertempuran antara Asura melawan Deva yang mirip dengan kisah perang purba lainnya seperti, perang Titan (Yunani), Ragnarök (Nordik/ Skandinavia), Xibalba (Maya), serta termasuk Perang Malaikat (Ibrani). Kaum Deva di sini mewakili kekuatan alam dengan Siwa sebagai figur utama (Nordik: Surtur) sementara kaum Asura (Nordik; Æsir) yang kotanya di hancurkan, adalah para dewa yang telah hilang sifat kemuliaannya. Di dalam ajaran Hindu puji-pujian sudah tentu di berikan kepada Deva, dan bagi Nordik meski kaum Æsir (Anglo-Saxon: Os, Proto-Jerman: Ansuz, Persia: Ahura, Minoan-Kreta: Asirai) binasa, mereka dianggap sebagai para pahlawan yang berjuang hingga titik penghabisan.Di dalam kisah Atala sendiri memang ada warga Asura yang selamat, namanya Maya atau Mayasura (maskulin). Maya adalah arsitek kota Tripura yang berhasil lolos dari bencana karena ia adalah pemuja setia Siwa.Tokoh ini juga eksis di jaman Ramayana. Ia membangun kota Maya Rashtra lalu bermukim di sana. Sementara putrinya, Mandodari, merupakan istri Rahwana penguasa kota Langka (Alengka).
.
Di kisah lainnya Maya juga di sebut sebagai pembangun istana yang megah di kota Indraprastha yang di persembahkan untuk Yudhistira. Konon lantai istana tersebut terbuat dari bahan yang mirip kaca atau mirip permukaan air yang tidak bergerak. Maya bahkan di sebut sebagai ‘kepala arsitek bagi orang-orang yang tinggal di dunia bawah’ sesuai dengan letak negeri Atala yang berada di dunia bawah.8 Bangsa yang bermukim di dunia bawah jelas menunjuk Maya dan kaumnya, Asura, yang negerinya berkali-kali terkena bencana. Artinya bangsa Asura adalah pemuja Siwa juga seperti Maya namun lambat laun melupakan ajaran dan menjadi tidak setia.Di dalam kisah Atala, Siwa di gambarkan seperti pemburu dan panahnya adalah gunung Meru sementara versi Nordik, Surtur raja Muspelheim (dunia api) muncul dari selatan di gambarkan seperti raksasa hitam membawa pedang api. Awal jaman Ibrani juga menggunakan pedang api yang bertarung dengan naga air Leviathan. Di sini bisa kita simpulkan; dunia bawah adalah dunia api yang berada di selatan, di mana gunung Meru berletak. Letusan Meru di gambarkan seperti panah atau sebilah pedang api, ciri dari jenis letusan plinian (lurus ke atas). Bahkan menariknya lagi bangsa Mesir kuno menyebut piramid-piramid mereka“mr“dan menjadi gambaran gunung suci di tanah leluhur yang tidak lain terletak di Duat (dunia bawah) atau Amenti/ Amen (“pulau barat“,“pulau api”).9
.
MERU DAN AZTLAN
Mandala-Borobudur12
.
Di pulau Jawa terdapat candi Borobudur yang mempresentaskan kosmologi Buddha di mana lingkaran bumi (bhumi mandala) terbagi atas tiga zona; Kamadhatu, Rupadhatu, Arupyadhatu. Di zona Kamadhatu (lingkar paling luar yang berwarna gelap) terdapat empat pulau. Pulau yang terletak di bagian selatan di sebut Jambudvipa atau pulau jambu, lokasi di mana manusia pertama kali mendapat “pencerahan“ menjadi manusia.10Menurut Jainism, jambudwipa yang di selatan inilah pusat-dunia di mana gunung suci Meru berdiri. Sementara menurut ajaran Buddha, Meru juga berlokasi di Pusat-Bumi tetapi wujudnya tidak kelihatan.11 Identik dengan vulkanik dan petir, Meru merupakan tempat tinggal dewa cuaca, raja dewa, atau dewa segala dewa seperti, Indra (Vedik), Zeus (Yunani), Hurakan (Maya), dan Xiuhtecuhtli (Aztek). Jambudwipa juga bisa di banidngkan dengan Aztlan, negeri leluhur Aztek yang juga mempunyai gunung suci dan bentuknya mirip jambu dan terletak di bagian bawah, seperti yang terlihat pada gambar (salinan dari naskah kuno codex Aubin).Di bagian kiri dan kanan Aztlan terdapat empat bentukan yang mirip satu dengan lainnya. Mereka bisa jadi empat pulau, empat arah mata angin, empat fondasi, atau empat raja, empat Atlas, yang membias di berbagai tradisi dan agama.
.
Aztlan (Codex Aubin)
.
Hindu, Buddha, dan Jainism, masing-masing mempunyai pendapat yang berbeda tentang jenis jambu yang di maksud. Setidaknya ada dua jenis tanaman jambu-jambuan yang di hubungkan dengan jambudwipa yaitu, jambul, jamblang, atau duwet (Syzygium cumini) yang aslinya memang berasal dari India-Nusantara. Sementara jenis satunya lagi rose-apple atau jambu air mawar (Syzygium jambos) asli dari Nusantara-Melanesia. Bell fruit atau jambu air (Syzygium aqueum) lebih mengena untuk gambaran gunung ‘lonceng’ di negeri Aztlan. Atau mungkin juga jambu semarang (Syzygium samarangense) atau apel-gunung, sebutan penduduk di kepulauan Pasifik, Kavika oleh penduduk Fiji, Lembu atau Lianwu oleh penduduk Taiwan dan China, dan di PNG di sebut Laulau (sekarang ini di budi-daya kan karena kulit kayunya yang mengandung oleanic acid, senyawa anti HIV).13
.
Sebelum ke penelusuran yang lebih mendalam, saya persempit dahulu kawasan-kawasan yang berhubungan dengan Atlantis, Jambuwipa, Meru, Muspelheim, Duat, dan Aztlan. Kita mulai dari ciri-ciri Atlantis yang paling mudah; — khatulistiwa, pohon kelapa, pisang–, dsb;
.
· “semua ini di pulau keramat yang di terangi sinar matahari“ (Khatulistiwa)
· “buah berkulit keras, berisi minuman, dan berdaging, dan bisa di buat minyak“ (Kelapa)
· “buah yang mudah busuk namun lezat di santap sebagai pencuci mulut“ (Pisang)
· “buah yang tahan lama“ (semangka, nanas, jambu, rambutan, salak)
· “wewangian dari akar, daun, pohon, buah, bunga, baik langsung maupun hasil sulingan“ (jambu mawar, cengkeh, akar wangi, sirih, kenanga, cendana, gaharu, dsb)
.
Pada gambar bisa dilihat distribusi alami pohon kelapa di sepanjang garis khatulistiwa, tentunya jika masa Atlantis berada pada Jaman Es, maka pertumbuhan alami kelapa juga tidak jauh-jauh dari garis matahari tersebut.Pada gambar juga bisa di lihat penyebaran jambu-jambuan di India, Asia Tenggara, dan Oceania. Bahkan di Indonesia kayu-kayu dari pohon jambu juga di anggap jenis kayu yang baik (kayu kelat atau ubar, Dayak; “uwar”, “uwe”) sementara daunnya juga bisa di gunakan sebagai minyak atsiri yang berguna bagi industri wewangian, khususnya jambu mawar.14,15
.
.
Sebenarnya wilayah ini bisa kita persempit lagi mengingat jambu wangi, ataucengkeh (Syzygium aromaticum), terbukti paling di cari oleh berbagai bangsa. Dari bab-bab sebelumnya kita tahu cengkeh telah di gunakan semenjak awal peradaban manusia. Kegunaannya di tulis oleh bangsa Sumer (3000 SM) dan sisa-sisanya di temukan di dalam bejana kapal di Suriah (Kanaan 1721 SM) membuktikan hubungan kuat dengan Nusantara. Baik Sumer, Kanaan, dan Nusantara sudah tentu memakai bahasa komunikasi yang sama. Kota pelabuhan Lothal (2400 SM) di Indus adalah pelabuhan utama Meluhha (Melukha, Maluku) yang menariknya juga terhubung dengan tradisi kunyah sirih atau pinang. Jika kita lihat pada gambar, pengguna tradisi kuno tersebut memang tidak mempersempit kawasan, tetapi justru melebar hingga kepulauan di Samudra India, peradaban Indus di mana Lotahl terletak, dan kepulauan di Pasifik barat (Kepulauan Solomon dan Santa Isabel). Peradaban Indus sendiri memang sudah mengenal tradisi kunyah sejak masa pra-Vedik Harappa (± 2600 SM). 16
.
Sementara dari berbagai wewangian yang tersebut di atas, sebagian besar merupakan asli dari Indonesia dan Melanesia saja, seperti; kenanga, akar wangi, pala, salak, dan masih banyak lagi lainnya, sekaligus mempersempit wilayah khatulsitiwa Atlantis.
.
Saat ini pisang telah di usulkan sebagai salah satu budi daya tanaman tertua, berdasarkan penemuan di Kuk Swamp (Papua New Guinea). Budi daya pisang ini di anjurkan setidaknya pada tahun 5000 SM, dan di mungkinkan sejak tahun 8000 SM. Peredaran pisang di duga telah mencapai Kamerun di Afrika dan Madagaskar pada milenium ke-1 SM.17 Tetapi baru beberapa ratus tahun lalu Portugis (atau Spanyol) memperkenalkan pisang ke Inggris dari Afrika Barat di sekitar tahun 1500-an.18 Portugis juga yang membawa cengkeh dari Maluku ke Eropa sebelum masa penjajahan dan monopoli Belanda di Indonesia. Dan penjelajah laut Portugis juga (Vasco Da Gama) yang memperkenalkan kelapa ke Eropa, meski Marco Polo yang lebih dahulu menemukan buah Atlantis tersebut ketika mengunjungi Sumatra pada tahun 1280.19Penjelajahan samudra oleh Spanyol maupun Portugis sebenarnya juga tidak lepas dari sosok Isodore, seorang pastur yang hidup pada abad ke-7 Masehi. Di dalam bukunya yang berjudul Etymologiae jelas-jelas menunjukkan letak Eden (Paradisus) yang berada di dunia timur. Dan dari cara penggambaran petanya jugamenunjukkan ciri tradisional (menggunakan sistem OT atau TO, atau O-T).
.
Rekonstruksi map Isodore (abad ke 7)20
Kiri; sungai Tanais atau Don antara Eropa dan Rusia
Kanan; sungai Nilus (Nil) antara Afrika dan Asia
Tengah; Mare Magnum (Mediterania)
Atas; Paradisus (Eden)
.
Jadi jelas di sini bahwa Plato sama sekali tidak mengenal nama-nama barang-barang eksotis yang ia tulis sendiri. Justru data-data yang ia peroleh sedikit banyak telah membantu penjelajahan samudra oleh pelaut-pelaut Eropa meski dengan rentan waktu 1700 tahun setelah jamannya. Dengan kata lain, Plato berhasil menterjemahkan rincian negeri Atlantis tersebut dengan baik.
.
———————————————————————————————————–
Referensi:
1. (Pacific Ring of Fire - Wikipedia)
2. (Geography of Indonesia - Wikipedia)
3. (Eko Yulianto- peneliti paleoseismologi dan geologi LIPI, Kompas jumat 16 oktober 2009 hal. 16)
4. (Xibalba - Wikipedia)
5. (Ignatius Donelly “Atlantis: the Antediluvian world” hal.199)
6. (Seven Laws of Noah – Wikipedia)
7. (Mahabharata - Wikipedia)
8. (Mayasura - Wikipedia)
9. (Atlantis: The Lost Continent Finally Found hal.127 presentasi: www.atlan.org/articles/sci.html)
10. (Jambudvipa - Wikipedia)
11. (Mount Meru (mythology) - Wikipedia)
12. (Borobudur - Wikipedia)
13. (Syzygium samarangense jambu air - Wikipedia)
14. (Jambu-jambuan - Wikipedia bahasa Indonesia)
15. (Jambu mawar - Wikipedia bahasa Indonesia)
16. (Paan - Wikipedia)
17. (Banana - Wikipedia)
18. (Banana - Wikipedia)
19. (Coconut - Wikipedia)
20. T and O map – wikipedia, Isidore of Seville – wikipedia
.
Julius M
Julius M
No comments:
Post a Comment