MAHMOUD Ezzat ditunjuk menjadi Mursyid Am yang baru menggantikan Mohammad Badie yang ditangkap militer Mesir. Siapa Ezzat?
Ezzat merupakan salah satu generasi awal Ikhwan. Ia bergabung dengan Ikhwan sejak masih berusia 18 tahun, atau tepatnya pada tahun 1962.
Ezzat lahir pada tanggal 13 Agustus tahun 1944 dan ayah dari lima anak , sebelumnya ia menjabat sebagai wakil pemimpin kedua dari Ikhwanul Muslimin.
Ezzat meraih gelar doktor di bidang kedokteran dari Universitas Zagazig (1985), gelar master di bidang kedokteran (1980), S1 dalam kedokteran (1975), dan diploma dari Institut Studi Islam (1998).
Setelah berkenalan dengan Ikhwanul Muslimin Ezzat resmi bergabung dengan grup itu pada tahun 1962. Dan pada tahun 1981 ia ditunjuk sebagai anggota majelis syuro, dan menjadi anggota tetap majelis syuro sejak tahun 1995.
Dia juga dipenjarakan bersama Badie dari tahun 1965-1974 dan kemudian menjadi anggota Majelis Syuro Ikhwan sejak tahun 1981. Ia menikah dengan putri mantan Mursyid Am Mahdi Akef.
Sama dengan Khairat al-Shater dan Hassan Malek, Ezzat dipenjarakan dengan tuduhan terlibat dalam kasus Salsabil 1992-1993. Pada tahun 1995, ia dipenjarakan karena dianggap menjadi pemimpin sebuah organisasi ilegal. Dia dipenjara lagi pada bulan Januari 2008, kali ini karena ia berpartisipasi dalam demonstrasi Kairo terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.
Ezzat saat ini menjabat seorang profesor di College Zagazig University of Medicine. Ia juga merupakan wakil presiden Asosiasi Medis Islam.
Di media, Ezzat telah dipersonifikasikan sebagai “manusia setrikaan” mengacu pada reputasinya yang mampu menyisir semua kalangan dari bawah ke atas, terutama ketika dalam mekanisme pengambilan keputusan.
Ia sangat dekat dengan panduan Shater dan merupakan tokoh kunci dalam mengkoordinasikan keputusan kebijakan Majelis Syuro Partai Kebebasan dan Keadilan. [sa/islampos/washington post]
No comments:
Post a Comment