Tuesday, August 13, 2013

Pertahankan Kebiasaan Baik Usai Ramadhan

Ramadhan (ilustrasi)
Ramadhan (ilustrasi)
 
Kegembiraan Idul Fitri sering kali diidentikkan dengan mudik, baju baru, dan kue. Seharusnya, hakikat kegembiraan itu karena telah meraih kemenangan setelah menaklukkan hawa nafsu dan meraih ampunan Allah SWT.
“Mereka yang layak mendapatkan kemenangan pada Idul Fitri tentu mereka yang telah berjuang selama sebulan lamanya berpuasa,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj kepada Republika, Ahad (11/8).

Menurut Said, kemenangan yang diraih dengan perjuangan tersebut harus terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan seusai Ramadhan. Bulan Syawal, ungkapnya, berarti peningkatan. Setelah mendapatkan latihan selama Ramadhan, semestinya seseorang terlatih meningkatkan aktivitas ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Selama Ramadhan, umat Islam telah dilatih bangun malam untuk shalat Tahajud, tilawah Alquran, dan wirid. “Jangan sampai kebiasaan-kebiasaan baik itu hilang seiring kepergian Ramadhan,” katanya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD mengatakan, manusia yang kembali fitrah adalah manusia yang kembali ke sifat serbabaik sebagai hamba Allah. Ibadah puasa yang dilakukan selama bulan suci membawa manusia kembali ke fitrah.

“Ibadah puasa yang dilakukan dengan iman dan kesungguhan akan menyebabkan diampuninya segala dosa yang telah lalu sehingga kita menjadi suci kembali,” kata Mahfud ketika menjadi khatib shalat Idul Fitri di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan.

Ketua DPR Marzuki Alie meminta seluruh masyarakat Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai momentum perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Caranya dengan mengimplementasikan nilai-nilai Ramadhan pada kehidupan sehari-hari.

Marzuki menyatakan, ada banyak nilai pada Ramadhan yang bisa dijadikan modal perbaikan bangsa, seperti amanah dan kejujuran. Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengatakan, puasa mendidik manusia bersikap jujur dan amanah.

“Tidak ada orang yang berpuasa tanpa didukung kejujuran karena puasa hanya diketahui yang bersangkutan dan Allah SWT,” kata Marzuki.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sidarto Danusubroto meminta umat Islam Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai momentum pengamalan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sidarto, empat pilar kebangsaan merupakan fitrah bangsa Indonesia.

Empat pilar kebangsaan yang terdiri atas Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI merupakan tali perekat yang menyatukan negeri ini. Bangsa ini akan mencapai tujuan kemerdekaan bila setiap komponen mengamalkan empat pilar kebangsaan dalam keseharian mereka.

Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari menambahkan, Idul Fitri harus menjadi momentum daur ulang kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai fitrah. Sebab, Idul Fitri memiliki makna kembali pada keaslian yang suci atau proses daur ulang.

Hajriyanto menyatakan, ibadah puasa dan ibadah yang dilakukan umat Islam selama bulan Ramadhan mesti dapat mendaur ulang diri seseorang kembali kepada kesucian yang asli. Dalam konteks lebih besar, yakni kehidupan berbangsa dan bernegara, ibadah puasa dan Idul Fitri juga mesti bisa mengembalikan Indonesia kepada fitrahnya.

Wakil Ketua MPR ini mengatakan, saat ini Indonesia telah menjadi negara kotor lantaran perilaku korup para elite pejabat sejak rezim terdahulu hingga sekarang. Akibat dari perilaku korup yang masif, Indonesia pada usia yang ke-68 tahun ini berada dalam situasi serbadarurat.

“Darurat insfrastruktur, darurat transportasi massal, darurat pangan sehingga segala jenis bahan makanan harus impor, dan darurat etika serta moral,” katanya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyampaikan selamat Idul Fitri bagi seluruh Muslim. Ucapan selamat itu ia sampaikan dalam sela kunjungan ke Baku, Azerbaijan, Rabu (7/8).

“Michelle dan saya menyampaikan salam hangat kami kepada kaum Muslim yang merayakan Idul Fitri di AS maupun di seluruh dunia,” kata Obama.

Obama juga mengucap syukur karena bisa bertemu banyak Muslim AS yang berkontribusi memperkaya demokrasi dan memperkuat ekonomi nasional. Dengan alasan itu, dia menyempatkan diri ikut buka puasa bersama dengan Muslim AS.

Menurut Obama, berbuka puasa bersama sebagai sebuah tradisi yang sangat baik. Tradisi itu mengingatkan Obama untuk selalu bersyukur atas berkah yang diberikan dan berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu.

“Termasuk, dengan jutaan warga Suriah yang selama Ramadhan ini harus kehilangan rumah, kehilangan keluarga, dan orang-orang yang mereka sayangi,” kata dia. Untuk membantu Suriah, AS menyediakan bantuan 195 juta dolar AS.

Wakil Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) M Fuad Nazar mengatakan, Ramadhan meningkatkan kesadaran umat Islam untuk berzakat dan berinfak. Karena itu, seharusnya kemiskinan di Indonesia bisa menurun.

Jika hasilnya kurang terlihat, mungkin ada yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan zakat. Misalnya, pendekatan pelayanan lembaga zakat yang harus lebih merata, perbaikan koordinasi antarlembaga, dan penajaman kriteria mustahik. “Pada akhirnya, misi zakat harus berhasil menekan dan turut mengendalikan angka kemiskinan,” ujar Fuad.
Reporter : erik purnama putra/c80/cr01
Redaktur : Damanhuri Zuhri

No comments:

Post a Comment